Kisah Nasehat (Kisna) kali akan mengulas sebuah kisah yang diceritakan oleh seorang ustaz dalam sebuah ceramah agama bertajuk ‘dosa berkata ah ke ibu’ yang dihadiri oleh penulis eberita.org. Wallahu a’lam…..
Sungguh Allah dan Rasul-Nya telah
mengingatkan kita untuk tidak meninggikan suara kepada kedua orang tua. Dengan
kata lain seorang anak harus mematuhi perintah orangtuanya selama bukan
bertujuan maksiat.
Semoga kisah ini menjadi
pelajaran bagi semuanya.
Pernah terjadi dalam satu
kejadian di mana seorang anak perempuan yang menolak menuruti perintah ibunya
setelah sukses dalam hidup berujung kemalangan. Allah menghukum anak itu dengan
sebuah kecelakaan yang membuat lidahnya terputus.
Kisahnya dimulai dari si ibu yang
sudah tua meminta untuk diantar ke pasar dengan mobil baru anaknya, namun si
anak menolak dengan alasan sibuk kerja.
Dalam beberapa jam si ibu
kemudian meminta tolong kembali kepada anaknya untuk mengantarkannya ke pasar.
Namun si anak masih bersikeras hati sehingga meninggikan suara pada ibunya.
Setelah beberapa hari si ibu
meminta tolong, si anak menjawab dengan nada penuh kesal.
Pada suatu hari ketika dalam
perjalanan dengan mobil ke tempat kerja, hati si anak ini masih jengkel dengan
ibunya sampai ia menggigit-gigit lidahnya. Tanpa sadar ia tidak melihat
gundukan di depan dan kemudian menabrak sebuah mobil yang tepat berada di
depannya.
Akibat kecelakaan itu ia tergigit
lidahnya ditambah lagi dengan dagunya yang terbentur pada kemudi mobil hingga mengakibatkan
lidahnya terputus.
Ketika dalam perjalanan ke rumah
sakit, ia menjerit kesakitan dan tiba
tiba kata-kata tinggi yang di ucapkan kepada ibunya terngiang-ngiang di
telinga. Dia teringat kembali dengan semua yang dia ucapkan.
Selama di rumah sakit hatinya
mulai merasa bersalah, kini ia tidak mampu makan dan minum, apalagi untuk
berbicara memohon maaf dan minta ampun.
Ibunya yang datang melihatnya,
memanggil si anak namun Ibunya yang datang melihatnya, memanggil si anak namun
tidak bisa menjawab. Hanya linangan air mata yang keluar sebagai jawaban dan ia
pun mengulurkan sehelai kertas yang bertulisan
“Sakit lidahku terputus tidak
sesakit hatimu ibu. Maafkan aku anakmu, aku berjanji akan membayar kesalahanku
pada ibu. wassalam anakmu.”
Si ibu kemudian terus memeluk anaknya
dengan penuh kasih sayang.
Semoga bermanfaat..
0 Comments